Anda ingin diet? Ada berbagai macam diet saat ini yang disesuaikan dengan tujuan dan kondisi tubuh ideal yang diinginkan. Yang paling terkenal saat ini adalah Diet Karbohidrat (Low Carbo) dan Diet Lemak (Low Fat). Kedua jenis diet ini memiliki tujuan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yuk disimak sebelum memutuskan memilih jenis diet yang mana!
1. Diet Karbohidrat
Sebuah studi kecil dari University of Michigan’s School of Kinesiology menemukan bahwa makan makanan rendah karbohidrat dapat meningkatkan kinerja metabolisme tubuh seseorang dibandingkan ketika mengonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi.
Insulin adalah hormon utama yang membantu tubuh memecah dan mengolah karbohidrat menjadi energi untuk tubuh dan otak. Salah satu fungsi insulin adalah untuk memerintahkan sel lemak untuk memproduksi lemak dan menyimpannya, dan juga untuk mempertahankan lemak yang sudah mereka bawa sebelumnya. Ketika asupan karbohidrat rendah, maka produksi insulin pun juga menurun. Akibatnya, simpanan lemak tidak lagi terkunci dalam sel lemak dan menjadi mudah diakses oleh tubuh untuk digunakan sebagai energi. Singkatnya, insulin yang tinggi pada tubuh berkontribusi dalam penyimpanan lemak, sementara rendahnya kadar insulin jadi memfasilitasi
pembakaran lemak. Inilah yang menjadi alasan utama dari efektivitas diet rendah karbohidrat.
Kekurangannya, para ahli gizi juga menilai diet ini bisa menjadi bumerang bagi kesehatan. “Tubuh mendapatkan energi yang dibutuhkan dengan memecah karbohidrat dari makanan yang kita asup. Tapi karena kekurangan nutrisi vital ini, tubuh akan mulai memecah lemak,” ucap Rachel Clare seorang ahli diet terdaftar.
Akibatnya, tubuh melepaskan keton saat memecah lemak. Keton merupakan molekul yang diproduki oleh hati dari asam lemak. Kadar keton yang meningkat dapat menyebabkan dehidrasi dan mengubah keseimbangan kimiawi darah. Keton juga dapat menyebabkan masalah bau mulut yang mengganggu rasa percaya diri, sakit kepala, dan konstipasi (gangguan pencernaan) akibat kekurangan karbohidrat. Selain itu, diet Low Carbo tidak disarankan dalam jangka waktu lama, karena menyebabkan berat badan berfluktuasi dan membuat tubuh sering terasa lemas, sehingga berefek buruk bagi kesehatan.
2. Diet Lemak
Jika melakukan diet rendah lemak, tentu saja yang harus dikurangi adalah asupan makanan berlemak, seperti kentang goreng, bir, es krim, masakan bebek, keju, dan segala makanan manis. Anda diharuskan mengonsumsi lebih banyak buah, sayuran, dan makanan berlabel ‘whole-grain’. Diet ini bertujuan dalam pengurangan asupan kalori, sehingga terjadi penurunan risiko penyakit yang berkaitan dengan kolesterol tinggi (terutama penyakit kardiovaskular).
Berbeda dengan diet low carbo, hormon insulin pada diet low fat hampir tidak mengalami
perubahan. Berdasarkan uji coba yang dilakukan Kevin Hall, Ph.D, proses metabolisme tidak berubah jika Anda menjalankan diet low fat, sehingga pembakaran kalori tak akan lebih terpacu. Massa lemak memang akan berkurang, namun pembakaran kalori tak akan sebanyak diet low carb.
Rendahnya konsumsi lemak bukanlah hal yang baik, pada umumnya orang dewasa memerlukan konsumsi lemak sebesar 20% dari konsumsi harian. Konsumsi lemak yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan asupan. Jika lemak yang dikonsumsi terlalu sedikit maka akan menyebabkan vitamin larut lemak tidak diserap dengan sempurna dan akhirnya terbuang percuma. Akibatnya, jika terjadi terus menerus akan menyebabkan tubuh mengalami defisiensi vitamin.
Kesimpulannya, diet Low carbo bertujuan untuk membakar kalori dengan mengurangi kadar insulin yang dihasilkan, sehingga dapat mengurangi resiko diabetes dan pengurangan berat badan. Diet Low Fat bertujuan untuk mengurangi asupan kalori dan lemak dalam tubuh, sehingga mengurangi masalah penyakit kolesterol dan obesitas.
Photo by Unsplash