SENI SEHAT

Produk Low GI dan Manfaat Bagi Tubuh

Saat ini mulai banyak produk-produk makanan yang mengklaim bahwa produknya low GI dan banyak orang yang membeli suatu produk karena klaim low GI tersebut. Apakah kamu salah satunya? Tahukah kamu apa maksud dari makanan low GI? Apakah produk low GI mempengaruhi nilai kalori makanan, sehingga cocok bagi kamu yang sedang melakukan program diet? Yuk, simak jawabannya disini!

Pada saat seseorang mengkonsumsi makanan, maka kadar gula di dalam tubuh akan meningkat sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Gula, makanan manis dan makanan tinggi karbohidrat adalah contoh makanan yang dapat membuat gula darah kamu langsung melonjak tinggi drastis. Lalu apa hubunganya GI dengan gula darah?  

Glycemic Index (GI) atau Indeks Glikemik adalah kemampuan karbohidrat di dalam suatu makanan untuk meningkatkan gula darah dalam tubuh. Semakin lama proses atau waktu yang diperlukan untuk meningkatkan gula darah dalam tubuh maka akan semakin kecil nilai GI atau indeks glikemik makanan tersebut. Makanan low GI tidak akan membuat kadar gula dalam darah langsung meningkat drastis setelah memakan produk tersebut, namun kadar gula akan meningkat secara perlahan hingga di angka yang tidak terlalu tinggi dan akhirnya turun kembali. Makanan seperti ini sangat cocok bagi orang yang mengindap diabetes maupun orang yang memiliki bawaan penyakit diabetes secara genetik.

Indeks glikemik pada makanan bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu : Rendah (Jika makanan memiliki indeks glikemik < 55), Sedang (Jika makanan memiliki indeks glikemik 56 – 69) dan Tinggi (Jika makanan memiliki indeks glikemik > 70). Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah adalah makanan-makanan yang kaya akan serat seperti buah-buahan atau sayuran, mengandung sedikit gula atau tanpa gula, dan mengalami sedikit proses. Ya, proses pembuatan suatu produk makanan sangat mempengaruhi nilai indeks glikemik. Sebagai contoh nilai GI bubur lebih tinggi daripada nasi, demikian juga dengan nilai GI jus buah lebih tinggi dibandingkan dengan buah segar. Semakin halus tekstur suatu makanan maka akan semakin mudah diserap oleh tubuh dan akan lebih cepat meningkatkan kadar gula dalam darah. Selain tekstur makanan, suhu dari makanan juga mempengaruhi nilai GI makanan. Sebagai contoh nasi dingin nilai indeks glikemiknya akan lebih rendah dibandingkan dengan nasi panas, itulah sebabnya mengapa penderita diabetes disarankan untuk mengkonsumsi nasi dingin.

“Sebenarnya ada cara untuk mengakali makanan yang tinggi GI agar saat dikonsumsi gula darah dalam tubuh tidak langsung naik drastis, yaitu dengan mengkombinasikannya dengan makanan yang tinggi serat, tinggi protein atau mengandung lemak. Kandungan serat, protein dan lemak pada makanan tersebut dapat menghambat penyerapan karbohidrat, sehingga gula darah tidak langsung naik drastis. Inilah sebabnya mengapa menu makanan yang anda konsumsi harus lengkap, yaitu terdiri dari nasi (karbohidrat), lauk – pauk (lemak  dan protein), dan sayuran (serat).” Ujar Dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, “Selain itu yg harus diperhatikan adalah, jangan sampai karena anda merasa sedang mengkonsumsi makanan yang nilai indeks glikemiknya rendah berarti bisa dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. Sebagai contoh nasi 150 gram dengan indeks glikemik 72, anda ingin menggantinya dengan jagung yang nilai indeks glikemiknya lebih rendah dari nasi yaitu 48 pada jumlah yang sama. Lalu karena anda merasa jagung lebih rendah indeks glikemiknya anda jadi  makan jagung sampai 300 gram, ini berarti nilai indeks glikemik yang masuk ke tubuh anda menjadi 96. Oleh karena itu harus diperhatikan juga porsi yang anda makan.”

Lalu apakah produk low GI mempengaruhi nilai kalori makanan dan cocok bagi orang yang sedang melakukan program diet? Pada dasarnya tidak ada hubungan langsung antara nilai indeks glikemik dengan nilai kalori makanan, hanya saja produk makanan yang nilai indeks glikemiknya tinggi biasanya cepat diproses di lambung karena mengandung karbohidrat tinggi dengan sedikit kandungan serat atau bahkan tidak ada serat sama sekali, hal ini membuat perut terasa tidak kenyang dan menjadi lebih mudah lapar. Oleh karena itu bagi orang yang sedang menjalankan program diet lebih disarankan untuk mengkonsumsi makanan low GI dengan serat tinggi sehingga bisa membuat perut kenyang lebih lama dan memperlancar proses pencernaan. Jadi Healthizen, lebih bijaklah dalam memilih makanan. Pilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan jelas bermanfaat bagi tubuh kamu. Ikuti terus @senisehat, untuk mendapatkan info-info bermanfaat lainnya!

Exit mobile version