Apa itu obesitas? (dr. Christopher Andrian, SpGK)

Obesitas adalah suatu kondisi terjadinya penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh, baik itu secara keseluruhan atau terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan. Besar energy yang masuk dan energi yang keluar dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lain seperti aktivitas, obat, dan makanan.

Pengukuran tinggi badan dan berat badan adalah cara yang paling mudah dan paling sering dilakukan untuk menentukan status gizi seseorang. Penilaian berat badan terhadap tinggi badan disebut dengan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT). Akan tetapi penggunaan IMT terkadang tidak tepat untuk suatu keadaan tertentu seperti, atlet yang memiliki bentuk tubuh muskular, memiliki IMT yang lebih besar, diakibatkan karena massa otot yang lebih besar.

Terdapat perbedaan klasifikasi IMT yang digunakan oleh WHO untuk masyarakat Asia-pasifik, khususnya Indonesia dibandingkan dengan IMT yang sudah dipublikasi sejak 1998 untuk Eropa. Penilaian cut-off yang digunakan untuk menentukan overweight lebih rendah pada kelompok Asia-pasifik, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh berdasarkan WHO

KlasifikasiIMT WHO (kg/m2)IMT Asia Pasifik (kg/m2)
Underweight<18,5<18,5
Normal18,5 – 24,918,5 – 22,9
Overweight≥25≥23
Pre-obes/Berisiko25 – 29,923 – 24,9
Obes 130 – 34,925 – 29,9
Obes 235 – 39,9≥30
Obes 3 ≥40

Sumber: modifikasi dari daftar referensi no

Pengukuran lingkar pinggang juga dapat dilakukan untuk menilai adanya obesitas sentral. Obesitas sentral dapat meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung dan sindrom metabolik. Lingkar pinggang yang lebih besar dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita memiliki risiko yang sama seperti orang yang memiliki IMT lebih dari 25. Lingkar pinggang yang semakin tinggi, dapat mengakibatkan seseorang berisiko terkena penyakit kencing manis.

Target jangka panjang pasien obesitas adalah dengan cara menurunkan berat badan sebesar 10% dari berat badan awal, menurunkan IMT, mengurangi tekanan darah, menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan perbaikan HbA1C, dan mengurangi gejala penyakit lain.

Untuk menurunkan berat badan, langkah awal yang perlu anda lakukan untuk mengubah pola makan, dengan cara:

1.Atur jadwal makan

Setiap orang memiliki jadwal makan dan pola makan yang berbeda-beda. Pola makan yang berbeda-beda ini disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari. Usahakan makan setiap 2 hingga 3 jam sekali.  Seperti contoh, sarapan dapat dimulai sekitar pk06.00, lalu dilanjutkan dengan cemilan pagi pada pk 09.00. Makan siang dapat dimulai pada pk12.00, kemudian cemilan sore sekitar pk15.00. Makan malam pk 18.00, kemudian cemilan malam sekitar pk 20.00. Biasakan makan/cemilan terakhir sekitar 2 jam sebelum waktu tidur. Jangan pernah melewatkan sarapan dan makan malam. Dengan anda mengonsumsi makanan 2-3 jam sekali. Anda tidak memberikan kesempatan tubuh anda untuk merasakan lapar. Mulailah makan sebelum anda lapar dan berhenti sebelum anda terasa kenyang.

2.Memilih jenis dan porsi makan

Dengan memiliki kebiasaan makan 2-3 jam sekali, anda dapat memilih makanan dengan porsi kecil. Untuk sarapan, makan siang, dan makan malam dapat berupa makanan utama seperti nasi, lauk-pauk, dan sayur. Kita membutuhkan energi untuk tumbuh, bertahan hidup, dan beraktivitas. Energi disediakan oleh karbohidrat, protein dan lemak, yang terdapat dalam makanan. Jadi dalam setiap kali makan, harus mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dipilih dalam bentuk karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang, oat. Protein dapat berupa protein hewani maupun nabati. Penggunaan lemak untuk memasak harus dibatasi, seperti membatasi penggunaan minyak dan santan dalam makanan. Pembatasan makanan goreng dan santan dapat dibatasi 1 menu setiap hari. Selain itu, sayur-sayuran wajib dikonsumsi setiap kali makan. Mulailah mengurangi porsi nasi yang anda konsumsi sehari-hari separuh dari porsi makan anda biasanya. Dalam memilih makanan yang dikonsumsi pada jam cemilan, pilihlah jenis makanan yang mengandung protein dan serat yang tinggi.

3.Minum air yang cukup

Pilihlah air yang tidak mengandung campuran pemanis atau gula. Biasakan Minum 1 gelas air putih 200-500 ml 30 menit sebelum anda memulai makan. Dengan minum air sebelum memulai makan, dapat membuat anda kenyang lebih cepat sehingga mengurangi kalori asupan makan anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published.