Toxic People?! (Frisca Melissa,M.Psi.,Psikolog)

Healthizen siapa yang kemarin ga sempet nonton Live Instagram Senisehat bersama psikolog? Atau mau nonton ehh keburu abis? Tenang nih mimin udah rangkum buat kalian. Sebelumnya kita kenalan dulu yukkk sama psikolognya! Frisca Melissa, M.Psi., Psikolog adalah seorang psikolog muda dan cantik yang sangat luar biasa. Ka frisca telah menyelesaikan pendidikan sarjana psikologinya di universitas pelita harapan dan dia juga telah menyelesaikan magister profesi psikologi di UNIKA Atma Jaya Jakarta. Nah selain itu dia juga pernah mewakili provinsi banten di miss grand indonesia 2019 lohhh, wahh keren banget kan!!!

Ngomong-ngomong soal toxic people, pasti kalian merasa ga nyaman kan kalau berhubungan dengan orang toxic? tapi menurut kalian toxic people itu seperti apasih? Terus ciri-ciri seorang bisa dibilang toxic? Cara menghadapi toxic? Dan sebenarnya kita itu termasuk orang yang toxic atau bukan? Nahhh Senisehat bersama kak frisca akan menjawab semua pertanyaan tersebut yaaa. Yukkk disimak!!!

Pengertian Toxic People dari sisi Psikologi

Toxic people ini baik dari segala perkataan, perbuatan atau perilakunya membuat orang disekitarnya cenderung terbawa kedalam vibe negatif. Dan membuat orang disekitar merasa lelah secara emosional, jadi jika berada didekat orang toxic tersebut bawaannya ga bahagia, cape, dan ga enjoy atau bahkan bisa membuat diri kita jadi sebel dengan diri sendiri dan mempertanyakan tentang diri kita seperti “saya ini layak ga sih? Pola fikir saya udah bener gasih? Saya ini salah gasih” bisa membuat self esteem dan self confidence kita jadi menurun terus merasa negative dan lelah secara emosional.

Ciri-ciri seorang bisa dibilang Toxic

  1. Dia terlalu self centered dan tidak memperdulikan keadaan orang lain.
  2. Dia bisa melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang menjadi maunya tanpa peduli perasaan orang lain sehingga dia melakukan perilaku manipulatif
  3. Orang yang terlalu bergantung, terlalu manja, dan terlalu dependen kepada orang lain jadi selalu menempel dan mengikuti orang lain
  4. Orang yang terlalu over kontrol, mengontrol kehidupan orang lain yang sebenarnya itu adalah hak kehidupan orang lain. Sehingga orang lain merasa cape dan lelah diatur terus-menerus.
  5. Sering komplain apa yang orang lain lakukan
  6. Suka membahas hal negatif atau kata lain sering gosip

Cara menghadapi Toxic People

Kita perlu tahu bahwa kita punya hak, kita sudah dewasa dan kita punya hak untuk memilih hal yang mana yang baik dan yang mana yang tidak. Setiap orang mempunyai prinsip hidup masing-masing, tapi sampai sejauh mana kita bisa mentoleransi dan menyesuaikan prinsip satu sama lain. Tapi jika ada seseorang yang membawa toxic kita juga harus tegas dengan diri kita masing-masing untuk menjaga batasan. Menjaga batasan yang seperti apa agar tidak melukai dan menyakiti?

Kita melakukan hal-hal yang normatif secukupnya, etika normal saling menghargai tetap kita jalankan, berteman dengan siapa saja boleh tapi untuk menginvestasikan waktu, tenaga, perhatian dan pikiran kita harus bisa memilih orangnya yang mana saja.

Toxic relationship

Dalam relationship juga ada yang namanya toxic, berikut ciri” toxic dalam hubungan :

  1. Pasangan yang harus selalu lapor dan memberi kabar setiap saat. Contoh mau makan harus lapor, mau mandi harus lapor, mau tidur juga harus lapor pokoknya mau ngelakuin apa aja harus lapor sampai membuat kita ngerasa ga nyaman.
  2. Pasangan yang suka mengontrol apapun yang dilakukan. Contoh mau pergi ditentuin pake baju seperti apa, pake tas dan sepatu seperti apa, mau makan ditentuin juga menu makannya, mau belanja harus sesuai dengan keinginan dia padahal itu semua belum tentu sama dengan kemauan diri kita, dan kita jadi harus nurut dan ngalah terus dengan dia.
  3. Pasangan yang sering bohong dan selingkuh, udah ketahuan minta maaf tapi sering di ulangin lagi.
  4. Pasangan yang abusive atau kasar, baik kasar secara fisik maaupun perkataan. 

Toxic parents

Toxic parent biasanya lebih ke tipe kontrol karena biasanya orang tua suka lupa bahwa anaknya sudah dewasa dan sudah bisa mengatur atau menentukan jalan hidupnya masing-masing. Karena pada umumnya usia 0-17 tahun masih berada dibawah tanggung jawab orang tua, mungkin sebelum kita mempunyai ktp kita masih perlu minta izin orangtua, masih harus nurut dan mengikuti aturan orang tua it’s okey itu masih wajar. Tapi sebagai individu dewasa harusnya sudah bisa memilih jalan hidupnya sendiri, punya hak bebas dalam memilih karir, memilih hobi ataupun memilih pasangan sampai masa depan juga diatur orang tua itu tandanya orang tua tersebut adalah termasuk toxic karena mereka ga bisa membedakan mana yang menjadi privasi dan batasannya seperti apa. Kalau orang tua hanya memberikan saran itu masih hal yang wajar tapi kalau sudah menentukan dan memutuskan kamu harus seperti ini kamu kamu ga boleh seperti ini, itu sudah jelas bahwa mereka termasuk toxic.

Cara mengetahui diri kita termasuk Toxic atau bukan

Cara gampang kita bisa menilai diri kita toxic adalah dengan cara sebelum kita melakukan sesuatu terhadap orang lain kita bisa membayangkan terlebih dahulu jika hal itu dilakukan kepada diri kita sendiri tuh bagaimana? Enak kah atau malah bikin orang lain ga nyaman. Contoh ketika kita mau komplain dan mengatur orang lain atau pasangan kita tentang pakaian coba kita bayangin dulu kalau kita berada diposisi dia yang diatur gimana? Enak apa engga? Nyaman apa engga? Kalau ga nyaman berarti kita adalah termasuk orang yang toxic. Dan kalau sudah terlanjur melakukan hal tersebut mungkin kita bisa minta maaf dan merubah sikap kita untuk tidak mengulanginya lagi. 

Kita juga harus rendah hati untuk menyadarinya tidak boleh melakukan pembelaan diri kalau itu semua dilakuin sebagai rasa sayang dan rasa perhatian. Kalau untuk saran atau masukan positif boleh saja asal jangan sampai berlebihan karena yang berlebihan itu tidak baik dan bisa menyebabkan terjadinya toxic

Leave a Comment

Your email address will not be published.